Rumah Ditinggal Bekerja, Awas Penipu

Sepekan lalu, saat sedang bekerja di kantor, saya ditelepon pembantu rumah tangga saya. Dia mengabarkan –atau ‘mengonfirmasikan’- bahwa dia telah menyerahkan laptop saya kepada seseorang yang mengaku teman kantor saya.

Seketika, saya yakin pembantu saya telah menjadi korban penipuan. Dan… selamat tinggal laptopku.

Ceritanya begini. Di hari itu, seperti biasa, dua pembantu saya berada di rumah bersama anak bungsu saya yang berusia tiga tahun. Sementara saya bekerja, istri bekerja, dan anak sulung saya bersekolah. Tampaknya, situasi saya juga dialami sebagian besar warga, sehingga kompleks perumahan kami begitu lengang.

Salah satu pembantu saya baru saja meletakkan bungkusan sampah di tempat sampah di depan rumah. Sebelum dia kembali ke rumah dan menutup pintu pagar, tiba-tiba seorang wanita bersepeda motor berhenti dan bergegas menyapa pembantu saya. Dia mengaku teman kantor saya dan mengatakan saya menyuruhnya untuk mengambil laptop saya untuk segera dibawa ke kantor. Laptop itu sangat saya butuhkan untuk membuka data guna presentasi meeting saya, begitu ucap wanita itu dengan gaya terburu-buru.

Pembantu saya pun berinisiatif menelepon saya untuk memastikan kebenarannya. Namun, sang tamu tak dikenal itu langsung mencegah. Dengan nada terburu-buru dan kurang sabar dia mengatakan laptop itu sangat dibutuhkan saat itu juga. “Masa kamu nggak percaya, Mbak? Kalau bapakmu (maksudnya saya) nanti marah, kamu yang salah!”

Ditakut-takuti seperti itu, pembantu saya pun bobol pertahanannya. Sejurus kemudian, laptop saya sudah berpindah tangan.

Rawan di Siang Hari

Dari kejadian itu, saya melihat bahwa pelaku penipuan beraksi dengan leluasa di siang hari. Ini karena penghuni rumah-rumah di kompleks perumahan sangat sedikit. Umumnya adalah pembantu rumah tangga, anak-anak, dan orang tua. Biasanya mereka kurang aware terhadap upaya penipuan. Petugas satpam pun kesulitan mendeteksi siapa saja yang mencurigakan. Nah, ini yang dimanfaatkan oleh mereka yang bermaksud menggarong.

Bagi pemilik rumah yang bekerja di kantor, situasi ini memang tak dapat dihindari. Tapi paling tidak, dari pengalaman itu, saya ingin sharing upaya-upaya pencegahan agar kejadian itu tak terulang:

1. Kunci rapat pagar

Jangan sekali-kali memasukkan tamu asing ke rumah. Tapi, pelaku cerdik. Dia menanti momen yang pas saat pagar sedang terbuka. Dengan begitu, dia bisa menerobos –paling tidak- sampai teras rumah. Ini cukup riskan, karena dengan berhasil masuk area rumah, si penipu telah memiliki power yang lebih besar. Jika telah terjadi demikian, sebisa mungkin upayakan menggiring si penipu keluar pagar dan menguncinya.

2. Segera konfirmasi ke juragan

Kita perlu menegaskan kepada pembantu rumah tangga kita untuk langsung menelepon kita untuk memastikan kebenaran penuturan pelaku. Jika dicegah, jangan sekali-kali menurutinya. Konfirmasi kepada juragan atau pemilik rumah adalah wajib.

3. Teriak minta tolong

Apabila kedua tips di atas berhasil dilakukan, seharusnya pelaku sudah mundur teratur. Tapi jika dia mengancam dan memaksa secara fisik, keselamatan mulai terancam. Untuk itu pembantu kita jangan ragu untuk meminta pertolongan orang lain. Jika ada orang yang kebetulan melintas, segera minta tolong kepadanya. Jika tidak ada seorang pun yang melintas, jangan ragu berteriak keras untuk menarik perhatian siapa saja.

Semoga sharing ini bermanfaat.

By the way, laptop saya yang digarong itu kebetulan sudah rusak :D