18 Januari 2010
36 comments

Mendambakan Sepak Bola Damai

Senin, Januari 18, 2010
Sabtu sore lalu (16/01) berlangsung pertandingan sepak bola Indonesia Super League (ISL) yang mempertemukan Persebaya Surabaya dan Arema Indonesia Malang di Surabaya. Sejak dahulu kedua tim itu sudah saling menjadi musuh bebuyutan. Pertarungan keduanya pun dikenal dengan sebutan “Derby Jatim”.

Saya lihat di siaran langsung televisi, stadion Gelora 10 Nopember begitu bergemuruh dan penuh dengan antusiasme penonton. Semua penjuru stadion tua kebanggaan Surabaya itu dipenuhi warna hijau, warna kebesaran Persebaya. Sama sekali tidak tampak atribut berwarna biru, warna kebesaran Arema.

Di luar stadion, suasana emosional tak kalah besarnya. Besarnya animo penonton membuat stadion tidak muat, sehingga banyak di antara mereka yang gagal masuk ke stadion. Akibatnya, emosi meluap. Yang terjadi kemudian, bentrok di antara mereka sendiri, sesama pendukung Persebaya. Bukan bentrok dengan pendukung Arema. Lho, memangnya kemana suporter Arema?

Ternyata, suporter Arema memang dilarang datang ke Surabaya untuk mendukung langsung tim kesayangannya. Tujuannya jelas, agar tidak terjadi keributan dengan suporter Persebaya. Karena kalau sampai keributan terjadi, kerugian yang harus ditanggung sangat besar.

Saya sangat mendukung kebijakan itu. Suporter Arema dilarang datang ke Surabaya, dan sebaliknya suporter Persebaya juga dilarang datang ke Malang. Ini tak terlepas dari riwayat rivalitas yang panjang antara kedua tim jagoan Jatim itu. Sejarah menunjukkan setiap kali mereka bertanding, selalu terjadi kerusuhan antarsuporter. Yang memprihatinkan, dampak keributan menjadi sangat luas. Kerugian yang harus ditanggung tidak hanya oleh mereka yang terlibat kerusuhan, tapi juga oleh banyak aspek kehidupan masyarakat, yang notabene tidak ada urusannya dengan pertandingan sepak bola.

Seperti apa? Mobil dan kendaraan berpelat nomor N (Malang) yang melintas di jalanan kota Surabaya pasti jadi sasaran timpukan batu. Sebaliknya, kendaraan berpelat L (Surabaya) pasti juga mengalami nasib sama di Malang. Saya rasa ini sangat memprihatinkan. Kemana perginya akal sehat dan nurani?

Tak hanya itu. Saya pernah mengalami pengalaman pahit berkaitan dengan pertandingan Persebaya vs Arema. Saat itu saya masih SMA, kelas dua atau kelas tiga saya tidak ingat pasti. Sore itu –usai sekolah- saya bersama rombongan teman-teman sedang menunggu bemo (angkot) di persimpangan Jl. Ambengan, Surabaya. Sambil menunggu, saya asyik mengobrol dengan seorang teman cewek saya. Tiba-tiba melintas di depan kami beberapa bus yang membawa suporter Arema pulang ke Malang. Rupanya mereka baru pulang mendukung Arema lawan Persebaya di stadion yang jaraknya hanya sekitar 1 km dari lokasi itu. Saya tidak mempedulikan mereka dan terus asyik mengobrol dengan teman saya (habis, naksir sih, huehehe). Tak diduga, tiba-tiba teman saya tersungkur dengan dahi berlumuran darah. Ternyata, ada sebongkah batu yang dilemparkan oleh seseorang dari arah bus suporter itu. Wah, jadi trauma deh.

Karena itu, saya sangat mendukung ‘pencekalan’ suporter itu. Saya trauma. Saya tidak ingin menjadi korban kala bepergian ke Malang. Saya suka Malang. Saya sering mengajak istri dan anak saya berekreasi ke sana menikmati sejuknya udara pegunungan. Saya juga punya banyak kerabat di sana. Bahkan, ibu saya pun asli orang Malang :-)

Yang saya inginkan, sepak bola Indonesia yang rukun, damai, sejahtera, dan berprestasi :-)

36 comments:

  1. Serkarang ini memang pada brutal ya.. waktu bonek datang ke daerahku.. waduh.. toko2 apalagi warung makan banyak yag tutup.. padahal menang tuh .. coba kalau kalah..
    Jadi masih relevankah slogan.. bangsa yang besar,, yg cinta damai, ramah dan sopan itu ????
    .. halah kepanjangan.. makasih atas linknya ya..

    BalasHapus
  2. setuju mas, emang kalau dah nyangkut maslah suporter harus ditegasi agar tidak terjadi hal2 yg tidak diinginkan spt peglamn sampeyan cthnya hmmmmmm, btw ce yg terluka tadi skrg dimana mas? hehehehe

    BalasHapus
  3. semua karena fanatisme dan lupa diri, bukankah sepak bola adalah olahraga yang membuat badan dan pikiran yang sehat ? mendidik kita mengerti akan kemenangan dan kekalahan. Mungkin karena masyarakat indonesia dibesarkan oleh opini publik, semua mengikut pada arus yang hampir sama, "arus ikut2"-an, semoga kita tak menjadi manusia indonesia yg demikian, yang angin-anginan.

    BalasHapus
  4. Saya juga pengen banget ngajak anak saya yang umur tiga tahun nonton sepak bola...dan menggendongnya di pundak ketika mau masuk ke stadion seperti di luar negeri sana. Tapi nampaknya masih belum terwujud karena takut rusuh dan jelas saya mengkhawatirkan keselamatan anak saya.

    BalasHapus
  5. Pendukung sepakbola kita masih terkungkung oleh fanatisme sempit.

    BalasHapus
  6. Di kotaku pernah juga terjadi tawuran supporter waktu nonton sepak bola. Wah... rusak semuanya...

    BalasHapus
  7. iyah dari dulu sepak bola indonesia susah damai
    mau nonton langsung jadi ga aman rasanya
    semoga makin dewasa aja deh buat sepak bola indonesia

    BalasHapus
  8. salam sobat
    setuju mas Edwin,,
    dengan nyaman dan damai,,kita semua senang kalau melihat pertandingan sepak bola secara langsung dilapangan bola,,
    sementara saya ,kalau disana cuma lihat di TV.

    BalasHapus
  9. Sepak bola damai, kapankah itu terjadi? Andaikan itu terwujud, betapa indahnya, nonton sepakbola bisa menjadi wisata keluarga... Orang tua bisa mengajarkan anaknya,"ini lho, contoh dari olahraga yang yang dilaksanakan secara sportif..."

    BalasHapus
  10. klo udah ngomongin supporter ampuun deh.. susah.. terlalu fanatik berlebihan.. di JKT klo Persija tanding.. siap2 aja deh klo ada tawuran..

    BalasHapus
  11. benar sekali mas...
    kapan ya bisa fokus pada kualitas permainann, bukan pada tetek bengek yang bersifat sepele, apalagi malah bikin jadi ribut

    BalasHapus
  12. sepakbola indonesia miskin prestasi..tapi kalo berantem paling jago dan hebat...

    BalasHapus
  13. waduh koq akibat yang ditimbulkan sampai segitu parahnya?
    kapan sepak bola Indonesia maju?

    BalasHapus
  14. aku rasa semua mendambakan sepak bola damai, jadi tidak ada rasa was-was seperti di artikel di atas.
    apalagi mereka hanya melihat berdasarkan plat mobil, sangat tidak bijaksana.

    BalasHapus
  15. ga suka sepak bola
    dikarenakan sering rusuh makanya aku ga suka

    BalasHapus
  16. Good day, sun shines!
    There have were times of troubles when I didn't know about opportunities of getting high yields on investments. I was a dump and downright pessimistic person.
    I have never imagined that there weren't any need in big starting capital.
    Nowadays, I feel good, I begin to get real money.
    It's all about how to select a proper companion who utilizes your funds in a right way - that is incorporate it in real business, and shares the profit with me.

    You may get interested, if there are such firms? I'm obliged to tell the truth, YES, there are. Please get to know about one of them:
    http://theinvestblog.com [url=http://theinvestblog.com]Online Investment Blog[/url]

    BalasHapus
  17. bagaimana lagi.
    mentalitas supporter sepakbola indonesia seperti itu
    sifatnya dari dulu nggak pernah berubah
    saya juga pernah jadi korban kena lemparan botol air minum dari kursi penonton atas..
    mari kita harus introspeksi diri..
    kekalahan haru diterima dengan lapang dada.
    bukannya bikin rusuh

    BalasHapus
  18. sekarang ini sudah pada lepas kontrol ga bisa jaga emosi, baik yang kalah maupun yang menang. Mungkin sudah menjadi tradisi atau sebagai warisan aja kalo setiap ada pertandingan bola pasti jadi ribut. Kayaknya hampir di setiap pertandingan deh baik nasional maupun antar desa.
    Mudah2an aja persepakbolaan di tanah air kita ini bisa bertanding dengan damai.
    Sukses selalu Pak n tetap semangat

    BalasHapus
  19. emosi supporter yang tidak terkendalikan
    hmmm dimana-mana supporter brantem
    di eropa, di amerika selatan, apalagi di Indonesia

    BalasHapus
  20. Semoga aja nanti sepakbola negeri kita akan banyak berbicara tentang prestasi..
    btw bannernya dah saya pasang juga mas..makasih ya

    BalasHapus
  21. yah.. tapi kita mesti optimis juga kalau mentalitas suporter kita nanti akan berubah juga..

    BalasHapus
  22. kunjungan balik dmalam hari bro
    thanks atas komentarnya
    btw link mu dah kupasang yahh
    http://anotherstoryfromme.com/my-friends-link

    BalasHapus
  23. Edwin,

    Sepak bola kita sedang berada pada tahap yang paling menyedihkan.
    Mudah2-an akan berubah dalam waktu tidak lama (?)


    Btw, saya aktifkan Reading List di blog saya sehingga kalau anda update blog anda, saya dan pengunjung blog saya akan melihat judul post anda.

    BalasHapus
  24. indahnya damai mas, bukan cuma di sepak bola saja, tapi juga di gedung wakil rakyat sana. seandainya semua bisa bicara baik2, tapi ke esensi dan mencari solusi.
    haduh... kok malah lari ke politik.

    hidup PSIS!! hehe... udah gak ada ya?

    BalasHapus
  25. sebenarnya sih kita gak usah mengkambinghitamkan Sepakbola atau supporternya, semuanya tergantung personal masing2. ya.. seperti para komentar diatas kebanyakan mereka tidak menginginkan adanya kerusuhan nah sekarang bagaimana cara menerapkannya pada pemain dan juga supporternya, Insya Allah sepakbola Indonesia akan lebih baik

    BalasHapus
  26. sudah saatnya menciptakan sepakbola damai
    setuju.....

    BalasHapus
  27. Hi!
    You may probably be very interested to know how one can make real money on investments.
    There is no need to invest much at first.
    You may commense earning with a money that usually is spent
    for daily food, that's 20-100 dollars.
    I have been participating in one company's work for several years,
    and I'm ready to let you know my secrets at my blog.

    Please visit my pages and send me private message to get the info.

    P.S. I make 1000-2000 per day now.

    http://theinvestblog.com [url=http://theinvestblog.com]Online Investment Blog[/url]

    BalasHapus
  28. Emang kadang-kadang jengkelin banget kalo liat persoalan yg mendasar di sepak bola tanah air ini. Ketiadaanya rasa supportif antara para pendukung (bahkan para pemain). Itu dia yg kenapa bikin saya sampai saat ini tidak mau menonton sepak bola INdonesia secara langsung ke lapangan (mikir sribu kali).

    Tapi walau bagaimanapun gak mau terlalu skeptis jg. Saya yakin oneday, tim sepak bola kita dan para supporternya bisa mlihat dunia per-sepakbolaan indonesia lebih luas lagi, tidak hanya sekedar merusak, memaki, memukul, dll.

    BalasHapus
  29. gimana mo maju, kalo karakternya kayak gini.. karena sepakbola bukan hanya menendang, itu cermin kpribdian . . .. supporter dan pemain harus fair play .... saya stuju mas,

    btw, shoutmix kayaknya gi error tuh mas, gak ad url-nya ....

    BalasHapus
  30. apa yang saya cari, terima kasih

    BalasHapus
  31. Magnificent goods from you, man. I've understand your stuff previous to and you are just too wonderful. I actually like what you have acquired here, certainly like what you are stating and the way in which you say it. You make it enjoyable and you still take care of to keep it smart. I cant wait to read far more from you.

    BalasHapus
  32. damai dan sportif namanya juga olahraga pertandingan, ya pasti ada kalah dan menang

    BalasHapus
  33. I just added your web site to my blogroll, I pray you would consider doing the same.

    BalasHapus

 
Toggle Footer
Top