07 Agustus 2009
15 comments

R2 di Jalur Kiri, Efektifkah?

Jumat, Agustus 07, 2009
Mulai minggu ini, Polwiltabes Surabaya kembali mengaktifkan kampanye kendaraan roda dua (motor) harus berada di jalur kiri. Kampanye ini sebenarnya sudah dimulai tahun lalu dengan slogan “Safety Riding” dan “R2 Biasakan di Kiri”. R2 maksudnya adalah Roda Dua. Tapi kebijakannya selama ini “On-Off”. Artinya, polisi hanya ready di lapangan saat masa kampanye dan sosialisasi saja. Setelah masa kampanye selesai, kontrol polisi mengendur dan pengguna jalan raya jadi seenaknya lagi (termasuk saya).

Saat kampanye Safety Riding seperti saat ini, pak polisi biasanya concern memantau dan memastikan R2 berada di jalur kiri. Mereka juga tak segan bertindak tegas kalau ada pengendara yang bandel. Sebagai pengendara R2, saya harus selalu pasang ‘reminder’ untuk selalu berada di jalur kiri, dan juga pasang ‘antena radar’ mengantisipasi keberadaan pak polisi, karena sekali tempo (atau sering, kale) saya (dan tentu saja banyak pengendara motor lain) juga suka pindah jalur ke kanan.

Sejak awal, saya tidak begitu sreg dengan kebijakan ini. Bukannya antipati. Saya tahu betul tujuannya adalah untuk keselamatan pengguna jalan sendiri. Dan saya sangat mendukung itu. Saya cuma tidak yakin dengan INFRASTRUKTUR yang ada. Bayangkan, jalan-jalan protokol di Surabaya yang paling lebar mempunyai 4 jalur. Masing-masing jalur lebarnya kira-kira 3-4 meter. Tapi lebih banyak yang hanya 3 jalur, bahkan cuma 2. Dan R2 mendapat ‘jatah’ di SATU jalur paling kiri.

Ini sebenarnya pilihan yang tidak begitu mengenakkan bagi R2. Ada beberapa catatan. Pertama, volume R2 di Surabaya sangat banyak. Kedua, jalur kiri bukan hanya milik R2, melainkan juga kendaraan pelat kuning seperti bemo (angkot), taksi, dan juga BUS! Coba bayangkan lagi kalau di jalur kiri ada bemo yang minggir untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, bahkan ngetem. Tidak hanya bemo, bus juga. Nah, yang ini bisa lebih parah lagi. Badan bus yang segede gaban itu langsung menutup jalur kiri. Akibatnya, R2 harus antre nunggu di belakang. Kalau kejadiannya di pagi hari saat waktunya berangkat kerja, yang seperti ini bisa bikin esmosi, hehe.

Kalau taksi? Menurut saya taksi tidak perlu diharuskan jalan di jalur kiri, karena hanya menambah penuh jalur yang sudah sempit itu. Kalau bemo masih bisa dimaklumi karena sering minggir untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Tapi taksi kan tidak. Dan lagi, taksi kan termasuk jenis mobil. Seharusnya mereka berada di jalur tengah dan kanan.

Ya. Yang namanya peraturan pasti menimbulkan pro dan kontra. Dan tidak semua orang diuntungkan atau semua orang dirugikan. Yang jelas, peraturan yang mewajibkan motor di jalur kiri memang bisa menekan angka kecelakaan lalu lintas. Itu karena para motor harus berjalan pelan di jalur kiri dan tidak saling membelot ke jalur kanan, yang sering menjadi penyebab kecelakaan di jalan raya. Saat kampanye Safety Riding sedang ‘off’, saya melihat sendiri banyak motor yang berjatuhan di jalan. Ya karena saling pindah jalur dengan tiba-tiba dan kecepatan tinggi, itu penyebabnya.

Yang jelas, saat kampanye Safety Riding sedang aktif seperti sekarang, saya harus berangkat kerja lebih pagi dari biasanya, karena pasti berdesakan di jalur kiri. Apalagi saya kan tinggal di luar kota. Di Sidoarjo, tetangganya Surabaya :-)

15 comments:

  1. Edwin ...
    Rupanya keadaannya sama dengan di Jakarta. Walau R2 harus dikiri & pasang lampu tapi karena panjang & lebar jalan kurang dibanding ranmor maka tetap saja macet.
    Anehnya yang disalahkan anak2 sekolah sehingga diminta masuk 30 menit lebih awal (jam 6.30) untung nya sekolah anak saya tidak jadi terapkan.

    BalasHapus
  2. Sebenarnya peraturannya sih bagus buat keselamatan pengendara juga tapi kadang kalau kita doank yang patuh suka makan ati coz yang lain pada enjoy aja tuh melanggar peraturan malah ada slogan ngawur "peraturan dibuat untuk dilanggar". Apalagi kalau sudah berhadapan dengan supir angkot dan kawan2 yang seenaknya sendiri ( ada juga sopir yang patuh, tapi jarang ), mereka kalau brenti nggak pake lampu sein langsung aja brenti nggak nyadar kalo ada kendaraan lain dibelakang yang ngerem mendadak. Kalau lia setuju sama mas edwin mending berangkat lebih pagi daripada ke kantor pas jam padat maka akan ada tensi yang tinggi tiap pagi(marah2) sampe kantor pasti bad mood.

    BalasHapus
  3. wah klo di jakarta rada susah tuh., pada smrawut motornya., gila dah.,

    BalasHapus
  4. memang susah ya mengatur banyak orang. ada peraturan tapi belum didukung dgn sarana yg memadai, repot juga.
    makasih sharingnya, jadi tau perkembangan nih.

    BalasHapus
  5. Salah Satu kunci keselamatan di jalan ya taat berlalu lintas.Apapun jenis kendaraan selama semuanya tertib berlalu lintas keselamatan akan terjamin
    Salam...sukses Mas Edwin

    BalasHapus
  6. @Harry Nizam: Untung anak sekolah tidak jadi dimajukan jamnya. Kalau ngga, habis subuh langsung berangkat Mas...

    @Nathalia Site: Boleh juga dong Mb Lia sharing suasana di Manado...

    @Ardianz: Sama dong. Gak Jakarta gak Surabaya sama-sama semrawut...

    @Narti: Mb Narti jadi tahu kan perkembangan di tanah air, tetep ruwet hehehe

    @Ariesvio: Betul, Pak Budi, kita emang harus tertib kalau mau selamat di jalan. Cuma ya itu, 'godaan'-nya banyak hehehe

    BalasHapus
  7. Lalu lintas di Surabaya menurut saya patut dijadikan contoh untuk kota2 besar lain. Polisi lalu lintas Surabaya juga terkenal 'tegas'.

    BalasHapus
  8. kira2 orang jakarta bisa seperti yang di surabaya gag iia??!!? pesimis :(

    kang ada kupi sama pisang goreng anget gag kang?!??!

    BalasHapus
  9. memang kita hrs berhati2, pernah ada pengalmn kecebur sungai ni gara2 bus di dpn ngerem mendadak, udah gitu si bus nyante aja nurunin penumpang terus tancep gas... eh,slm kenal dulu ya mas

    BalasHapus
  10. OK thx dah gabung, Link nya dah terpasang, silahkan di cek di :
    Kriep2 | Kota Tahu | Pictazza Album

    BalasHapus
  11. It was a good read that obviously makes a good argument.

    BalasHapus
  12. Thank you for the sensible critique. Me and my neighbor were just preparing to do a little research about this. We got a grab a book from our area library but I think I learned more from this post. I am very glad to see such wonderful information being shared freely out there.

    BalasHapus
  13. Seandainya pengendara bisa disiplin dan menaati aturan

    BalasHapus

 
Toggle Footer
Top