Spirit dari Balik Kostum Maskot Grizz

DI samping adalah gambar Grizz, maskot tim bola basket NBA Memphis Grizzlies asal Amerika Serikat (AS). Grizz baru saja ‘menggoyang’ kota Surabaya dua pekan lalu di NBA Madness Presented by Jawa Pos, even tahunan NBA (National Basketball Association) AS yang diselenggarakan berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain.

Sebagai maskot, tugasnya adalah memberi hiburan kepada penonton yang sedang menikmati acara. Tegasnya, ia sebagai penghidup suasana. Simpel memang. Tapi apakah anda berpikir Grizz didatangkan dari negeri Paman Sam hanya untuk lucu-lucuan saja? Sama seperti maskot-maskot lain yang sering dipajang di berbagai acara di mal-mal?

Ternyata tidak. Grizz membuktikan kalau tidak percuma ia didatangkan jauh-jauh dari Amerika. Ia tidak ‘kosong’, tidak cuma bergoyang sambil melambai, melainkan sangat skillful. Sebagai maskot tim NBA, ia piawai beratraksi layaknya bintang NBA. Melompat di trampolin, melayang di udara sambil memainkan bola dengan memindahkannya dari tangan kanan ke kiri, dengan melewati di bawah paha, kemudian menghujamkannya ke ring. Wow, slam dunk yang keren!

Tidak hanya itu. Grizz juga bisa melakukan dunk dengan jarak cukup jauh dari ring. Setelah berlari kencang, ia menjejakkan kakinya di trampolin dan melompat menuju ring. Tapi ia harus bisa melakukannya dengan melewati empat orang di depannya. Dan, lagi-lagi ia nge-dunk dengan sukses.

Selain kemahiran teknik bola basket, maskot berwujud beruang yang mengenakan seragam tim Grizzlies itu juga pandai menjalin komunikasi dengan penonton. Tanpa kata-kata. Ia melakukannya dengan bahasa tubuh yang sempurna, yang bisa membuat penonton terpingkal-pingkal dan terhibur.

Tapi omong-omong, siapa sosok di balik kostum Grizz? Ia adalah Eric McMahon, pemuda 29 tahun asal Arizona, AS. Dan seperti Grizz, Eric adalah sosok yang istimewa. Bahkan, dengan berperan sebagai Grizz, Eric membawa misi khusus. Apa itu? Ia ingin mengajak orang-orang yang menderita penyakit kronis untuk bangkit melawan penyakitnya itu, seperti yang telah ia lakukan.

Orang mungkin tak menyangka kalau Eric yang begitu lincah dengan kostum beruangnya saat tampil di depan banyak penonton di berbagai negara ternyata tahun lalu hampir kehilangan peluang hidup. Pria yang bergabung dengan Memphis Grizzlies pada 2006 itu divonis mengidap Hodgkin’s lymphoma stadium 3B pada akhir 2007.

Hodgkin’s lymphoma adalah kanker kelenjar getah bening. Di tubuh Eric, kanker itu sudah menjalar dari leher, bahu, hingga pinggang (stadium 3B). Kondisi itu diperparah dengan infeksi berat di ususnya, yang telah meracuni seluruh darahnya. Padahal, kelenjar getah bening adalah pusat pertahanan tubuh manusia, yang menghasilkan mekanisme untuk melawan virus dan bakteri penyebab infeksi. Dengan kelenjar getah bening yang rusak, maka infeksi menjadi meraja lela.

Parahnya lagi, Hodgkin’s lymphoma tidak hanya menyerang kelenjar getah bening, tapi juga saluran limfa yang menghubungkan kelenjar satu dengan yang lain. Karena kelenjar limfa ada di sekujur tubuh, maka itu sama artinya dengan kanker telah menyerang seluruh tubuh Eric.

Akibatnya, organ-organ vital Eric menjadi rusak, yaitu paru-paru, ginjal, dan liver. Paru-paru Eric bahkan terendam air. Untuk mengeluarkan air dari tubuhnya, dokter memasang selang di dada samping Eric yang masuk ke paru-parunya. Setiap hari dokter ‘nge-tab’ sekitar tiga liter air dari tubuh Eric. Dengan kondisi yang parah itu, fungsi pernafasan Eric tidak berjalan. Ia pun menggantungkan hidupnya kepada respirator.

Tetapi, di luar dugaan manusia, keajaiban terjadi. Kondisi Eric berangsur membaik, dan bahkan ia dinyatakan sembuh total. Pada Agustus 2008 ia bahkan sudah siap menjadi Grizz lagi. Luar biasa…

Apa yang membuat Eric bangkit melawan penyakit dan vonis dokter tentang peluang hidupnya yang tinggal 30 persen itu? Ternyata, dukungan keluarga. Lalu yang tak kalah penting, dukungan rekan kerja di Memphis Grizzlies. Mereka tidak memecat Eric, melainkan menganggapnya sebagai Grizz yang sedang sakit. Kampanye untuk penyembuhan Eric pun digalakkan. Hasilnya, terkumpul donasi atas nama Grizz untuk penelitian dan penyembuhan kanker.

4 Juni 2009. Eric sudah berada di Indonesia untuk menjalankan tugasnya menghibur orang, seperti tak pernah sakit parah sebelumnya. Di Surabaya, ia pun mengundang para penderita kanker untuk bermain basket bersamanya di lapangan. Tampaknya Eric ingin menunjukkan kalau dirinya tak ingin hanya sekadar menghibur, tapi juga menjadi inspirasi bagi orang lain bahwa penyakit separah apapun bisa disembuhkan dengan kemauan dan semangat hidup yang tinggi.

Semoga sharing ini juga bisa menjadi inspirasi bagi anda…