14 Mei 2010
20 comments

Demam Bola dan Introspeksi

Jumat, Mei 14, 2010
Waktu terasa begitu cepat berlari. Tak terasa, Piala Dunia edisi 2010 segera dihelat bulan depan. Padahal Piala Dunia yang lalu-lalu masih segar dalam ingatan. Bagi penggemar bola seperti saya –dan tentu juga semua bolamania-, pergelaran Piala Dunia sangat dinantikan. Perhelatan pesta sepak bola terbesar di bumi yang diadakan tiap empat tahun itu tak ubahnya sebuah rekreasi, liburan, dan hiburan menyenangkan dan murah meriah.

Negara penyelenggara Piala Dunia boleh berbeda di setiap edisi. Yang paling sering diselenggarakan di Eropa. Di benua Amerika juga sering. Delapan tahun lalu kali pertama diselenggarakan di Asia, yaitu di Jepang dan Korea Selatan. Untuk tahun ini, benua Afrika juga turut merasakan untuk kali pertama menjadi tuan rumah Coupe du Monde.

Tapi yang jelas, yang dirasakan para penggemar bola cuma satu, yaitu eforia dan demam sepak bola yang luar biasa. Menikmati atmosfer pertandingan, aksi pemain-pemain top dunia, aksi para fans dengan segala atributnya, pernak-pernik merchandise yang menggemaskan, bahkan desain kostum tim-tim nasional peserta Piala Dunia merupakan ‘obat stres’ yang cukup ampuh selama satu bulan perhelatan Piala Dunia. Sampai-sampai, ketika turnamen itu sudah sampai di babak akhir, ada yang nyeletuk, “Yah, sekarang kembali lagi ke dunia nyata.”

Bagaimana dengan saya? Sudah tentu saya merasakan hal yang sama dengan para gibol lainnya, meskipun hanya dengan menonton televisi, membaca berita olah raga di koran, dan membahasnya dengan teman-teman saya sesama gibol. Tapi tahu tidak, saya selalu deg-degan setiap kali menyongsong perhelatan Piala Dunia. Lho kok?

Begini. Setiap kali ‘takdir’ itu datang -maksudnya ya Piala Dunia, hehehe- yang saya rasakan bukan semata-mata eforia sepak bola, tapi juga hal-hal lain di luar sepak bola. Yakni: tindak-tanduk dan perkembangan diri saya di setiap edisi Piala Dunia yang mau tak mau pasti hadir ‘menyapa’ kita.

Tegasnya, setiap edisi Piala Dunia bagaikan momen yang merekam setiap tahap perjalanan hidup saya. Saat Piala Dunia 1986 di Meksiko, yang saya ingat bukan cuma aksi gol ‘Tangan Tuhan’ Diego Maradona yang legendaris itu, tapi juga betapa kala itu saya masih anak SD berusia sepuluh tahun yang masih menikmati indahnya dunia anak-anak.

Saat Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, yang saya ingat bukan cuma indahnya aksi Brazil yang ‘mempermainkan bola’, bukan ‘bermain bola’, sehingga mereka menjadi juara. Tapi saya juga mengingat betapa di tahun itu saya akan menjadi seorang mahasiswa yang merupakan impian setiap orang tua di masa itu.

Saat Piala Dunia 2006 di Jerman, yang saya ingat bukan cuma peristiwa tandukan kepala Zinedine Zidane terhadap Marco Materazzi, yang berbuah kartu merah untuk Zidane dan membuat Perancis kalah dari Italia di final empat tahun lalu itu. Tapi saat itu saya juga tengah menanti kelahiran anak saya. Wow, berarti saya sudah menikah dan mau punya anak.

Otomatis, di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan ini bakal turut merekam perjalanan hidup saya sekarang ini. Itulah yang saya maksud membuat saya deg-degan. Dengan semua ‘rekaman’ itu, saya jadi tersadar untuk me-recall apa-apa yang sudah saya lakukan di masa lalu. Apakah telah ada peningkatan kualitas diri yang signifikan atau belum.

Jadi? Yah, bolehlah saya ikut menikmati suka cita Piala Dunia. Tapi saya tidak boleh naif bahwa ternyata usia saya terus bertambah. Menikmati Piala Dunia sambil introspeksi. Sesungguhnya, hingar-bingar Piala Dunia tak ubahnya senda-gurau hidup di dunia fana ini…



.

20 comments:

  1. kalo piala dunia ingat dulu semasa SMP
    disekolahan suka taruhan hehehehe
    maklum anak smp berharap dapet duit tambahan dari hasil taruhan :p

    BalasHapus
  2. sebagai sesama penggemar MU, aku menjagokan inggris n argentina di piala dunia tahun ini hmmm (gak nyambung hehehe), sampeyan milih negara mana mas? btw memang setiap waktu yg berlalu pasti punya makna tersendiri di dalam hidup seseorang, tq dah berbagi :)

    BalasHapus
  3. Halo Edwin,
    Euphoria piala dunia memang sering membuat kita hanyut, terutama mereka yang senang taruhan uang.
    Kalau saya kebetulan cuma sekedar senang 'bola' bukan penggemar fanatis.

    BalasHapus
  4. saya malah cuma nonton bol kalau piala dunia doank...hehehe...betul juga nih menjadi piala dunia sebagai tonggak introspeksi diri

    BalasHapus
  5. jadi inget waktu aku jd libero pas lagi2 tomboy2nya jaman SMA dulu, hehehe..

    BalasHapus
  6. wah, klo piala dunia sih nggak pernah ketinggalan, kecuali klo yg maen negara yg nggak seru, mending tidur deh hehe...

    BalasHapus
  7. wah, klo yg bertanding tim favorit malah ampe saya rekam sob hehe..

    BalasHapus
  8. iya ni gan.. gak kerasa...
    ane jadi kangen masa2 sma dulu kalo liat piala dunia, inget mantan, inget masa2 kuliah juga.. heuheuheuheu

    BalasHapus
  9. salam sobat
    wah kalau demam bola ,suami dan jagoan saya mas,tak ketinggalan.
    walaupun di S.A.lihat di TV OL ,internet.

    BalasHapus
  10. yang sekarang kejadiannya apa ya? kelahiran anak kedua? udah belum ya mas edwin?
    salam buat mamanya, semoga sehat selalu.

    BalasHapus
  11. jadi tahu regullit, van basten...dll ya? (nulisnya gimana sih?)
    benar2 ngikutin bola...

    koq tidak tahu ada artikel baru ya?
    maaf baru berkunjung.

    BalasHapus
  12. Tidak terasa, ternyata sebentar lagi piala dunia dihelat.

    BalasHapus
  13. bagi saya sepak bola dunia hanyalah sekedar hiburan semata, bukan sebagai orang yang gibol apalagi pada umumnya sampai2 begadang memaksakan diri. trims atas infonya, semoga hiburan sepakbola dunia ini akan membawakan keberkahan bagi Mas Edwin sekeluarga, seperti cerita tersebut diatas & tetap semangat.

    Betapa asyiknya apabila pertandingan sepak bola diperpanjang waktunya (exstra), namun kita sering mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit dari biasanya.

    Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam suatu pertandingan atau konser, namun lebih senang berada di shaff paling belakang ketika berada di masjid.

    Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu, namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event / acara yang menyenangkan.

    BalasHapus
  14. salam kenal sobat!
    saya mendukung tim Jerman, kalau kamu?

    BalasHapus
  15. bagi penggemar Bola ajang piala Dunia tentulah akan memberikan warna kehidupan yang berbeda ...!

    BalasHapus
  16. I definitely see the F is for Fake comparison, which has been mentioned in many reviews, but that whole fakery/illusion discourse has been around so long that I'm more interested right now in the stuff challenging the art world.

    BalasHapus
  17. I recently came across your blog and have been reading along. I thought I would leave my first comment. I don’t know what to say except that I have enjoyed reading. Nice blog.The post is written in very a good manner and it entails many useful information for me. I am happy to find your distinguished way of writing the post. Now you make it easy for me to understand and implement the concept. Thank you for the post.

    BalasHapus
  18. The post is written in very a good manner and it entails many useful information for me. I am happy to find your distinguished way of writing the post. I will be happy to see you writing. Now you make it easy for me to understand and implement the concept. Thank you for the post. Really a great efforts.

    BalasHapus
  19. Semoga Indonesia bisa masuk Piala Dunia

    BalasHapus

 
Toggle Footer
Top