Bisnis Tanpa Modal ala Jamil Azzaini

Banyak orang enggan berbisnis dengan alasan tidak punya modal (uang). Jika ini menjadi alasan, maka sampai kapan pun mereka tak akan pernah mulai berbisnis. Padahal, menurut pengamatan saya dan beberapa mitra bisnis, ternyata modal bukanlah kendala utama.

Semoga pengalaman Jamil Azzaini, Inspirator Sukses Mulia, berikut ini dapat menambah keyakinan Anda bahwa berbisnis tidak harus selalu menggunakan modal.

Pertama, pelanggan membayar di muka. Apa bisa? Ya bisa. Saat Jamil kuliah dulu, ia mengedarkan penawaran pembelian berbagai buku yang diperlukan mahasiswa. Ada pesan yang ditulis olehnya di selebaran itu: ”Bagi Anda yang melakukan pembayaran di muka mendapat diskon 10 persen”.

Ternyata hampir semua pemesan membayar di muka. Dengan uang itulah Jamil berbelanja buku di Palasari Bandung dengan diskon 25-30 persen. Tanpa modal, kan?

Saat kuliah, ia juga pernah berbisnis katering untuk mahasiswa. Penawaran yang diberikan, pembayaran di muka untuk setiap pekan. Bukan setiap bulan seperti yang ditawarkan katering lain. Karena mahasiswa akan tersiksa selama sebulan penuh jika makanan yang disajikan katering tak sesuai dengan seleranya.

Penawaran itu ternyata menarik 43 mahasiswa yang menjadi para pelanggan Jamil. Dari mereka lah modal bisnis kateringnya berjalan. Tanpa modal, kan?

Kedua, bagi hasil. Jika Anda memiliki ide bisnis yang brilian, tawarkanlah kepada pemodal dengan sistem bagi hasil. Anda bermodal ide dan keahlian, sedangkan pemilik modal menyetor dana yang Anda butuhkan. Saat mahasiswa, Jamil punya rental komputer yang dijalankan dengan cara ini. Tanpa modal, kan?

Wah, cara ini hanya bisa dilakukan untuk bisnis kecil, dong? Tidak juga. Banyak yang menjalankan bisnis dengan cara ini dan aset usahanya milyaran rupiah. Syaratnya hanya tiga: ide bisnis yang brilian, keahlian, dan integritas.

Ketiga, tawarkan keahlian Anda. Apabila Anda punya keahlian tawarkanlah ke beberapa pelanggan. Uang pembayaran dari pelanggan inilah yang kemudian Anda jadikan modal membesarkan bisnis. Bangunlah sistem dan tim yang solid agar bisnis bisa terus berjalan, sementara Anda bisa sambil pergi jalan-jalan.

Hati-hati, ada seorang ahli yang menganggap dirinya pebisnis, padahal ia adalah self-employeed, yakni ia tidak menghasilkan jika tidak bekerja. Ia menjadi seperti itu karena tidak bisa menjadikan bayaran yang diperoleh dari keahliannya sebagai modal untuk membangun sistem dan tim.

Keahlian yang Anda miliki harus menjadi sarana untuk mencari modal bisnis agar kelak memiliki passive income yang masif saat tenaga Anda sudah melemah karena usia.

Sumber:

Yatim Mandiri