Mobil dan THR

Beberapa waktu lalu saya pernah menulis tentang Mobil dan EQ Anak di blog ini. Kali ini saya kembali membuat postingan yang berhubungan dengan mobil, tapi yang menjadi ’pasangannya’ adalah uang tunjangan hari raya (THR). Kalau dahulu mobil saya gunakan sebagai model dan sumber inspirasi untuk mengembangkan EQ anak saya, kini saya akan mengisahkan mobil saya yang ’menabrak’ uang THR saya :D

Mobil saya adalah KIA Sephia (Timor) buatan tahun 1996. Saya membelinya empat tahun lalu untuk memudahkan operasional pascakelahiran anak (pertama) saya, empat bulan kemudian. Saat saya membelinya, mobil itu sudah berumur sepuluh tahun. Sangat dimaklumi seandainya tahu-tahu mobil itu rewel. Ini karena spare part orisinilnya sudah mulai berumur dan minta diganti. Benar saja, hingga sekarang saya sudah beberapa kali mengganti onderdil mobil saya. Mulai dari ban, shock breaker, water pump radiator, timing belt, tie rod, ball joint, hingga bongkar mesin dua atau tiga kali.

Untuk keperluan mudik ke rumah mertua nanti, saya sudah merencanakan memperbaiki ball joint yang akhir-akhir ini sudah sering mengeluarkan bunyi berisik di bagian bawah mobil bikinan Korea itu. Eh, tak diduga dan dinyana, sebelum niat itu kesampaian, muncul masalah lain. Apa itu? Jumat lalu, tiba-tiba istri saya menelepon di jalan dan mengabarkan kalau mobil yang sedang dikendarainya itu mendadak kehilangan daya untuk melaju. Sehari-hari mobil itu memang digunakan istri saya bekerja. Kalau saya sih cukup naik motor ajah.

Singkat kata, Si Timor pun masuk bengkel. Ternyata packing block mesinnya rusak sehingga mobil hampir tidak bisa melaju meski pedal gas diinjak. Alhasil, ia bongkar mesin lagi Sabtu lalu. Selesai? Ternyata tidak. Hari ini, kembali istri saya mengalami hal sama. Kali ini giliran water pump radiator yang berulah. Hari ini juga kembali masuk bengkel. Sementara besok, saya baru akan memperbaiki ball joint yang terpaksa dipending karena kedua kasus tadi. Saya pun berharap masalah selesai di sini.

Sepertinya Si Timor tahu kalau saya baru saja memperoleh uang THR. Dia pun layaknya minta jatah :) Akhirnya, program yang sudah saya susun untuk mengelola uang THR saya jadi berantakan. Padahal, saya ingin mengalokasikan sebagian uang itu untuk kebutuhan di masa mendatang, terutama untuk persiapan kelahiran anak kedua saya bulan depan, insya Allah.

Ya, ada kalanya hal-hal terjadi di luar perkiraan kita. Saya semula jengkel karena masalah pada mobil datang bertubi-tubi dan tak diduga-duga. Apalagi menguras uang THR. Tapi kemudian saya sadar bahwa justru saya harus bersyukur karena saya bisa mengatasi semua masalah itu karena saya sedang memiliki uang. Jika sedang tongpes, bisa-bisa mobil saya mengkrak tuh :) Sekali lagi, rasanya tetap ada yang harus disyukuri.


.