Tadi pagi saat saya berangkat kerja, saya senang karena lalu lintas lancar dan jalan tidak macet. Beberapa titik jalan yang biasanya langganan macet cukup longgar tadi. Tapi saat saya melintas di Gedung Negara Grahadi –yang cuma berjarak 100 meter sebelum kantor saya- jalan mendadak macet. Jalan di depan gedung yang biasa digunakan untuk acara seremonial gubernur Jatim itu dipenuhi banyak polisi dan kendaraan taktis. Seperti mau ada perang.
Memangnya ada apa? Ternyata, para anggota penegak keamanan itu sengaja berjaga-jaga sejak pagi untuk mengantisipasi demo yang akan digelar di depan Grahadi. Demo untuk memprotes dan menggugat 100 hari pemerintahan Presiden SBY dan Wapres Budiono. Banyaknya personel dan sarana pengamanan menunjukkan kalau polisi tak ingin mengambil risiko akan potensi kerusuhan, mengingat demo itu juga serentak dilaksanakan di setiap daerah.
Saya lalu berpikir: demo lagi, demo lagi. Apa sih yang sebenarnya dicari para demonstran itu? Perubahan nasib pribadi? Perubahan nasib bangsa? Atau sekedar melontarkan wacana dan pembelajaran politik untuk publik? Saya yakin pertanyaan seperti itu juga terngiang di benak anda.
Kalau saya sih punya pendapat pribadi. Memang ini sangat subjektif karena berdasarkan pengalaman saya sendiri saat masih gemar berdemo di masa mahasiswa dahulu. Jadi saya harap anda tidak menjustifikasi bahwa pendapat saya ini mewakili motivasi para demonstran secara umum, ya :-D
Hampir sebelas tahun lalu saya pernah memimpin sebuah gerakan demo. Kala itu saya menjadi koordinator parliament watch di sebuah organisasi di kampus saya. Otonomi daerah menjadi isu yang paling hot saat itu. Karena itulah banyak muncul organisasi pemantau parlemen untuk memelototi kinerja dewan (DPR maupun DPRD) yang baru saja mendapat wewenang yang otonom untuk bekerja, tidak lagi menjadi ‘tukang stempel’ pemerintah seperti zaman orde baru dulu.
Saya baru lulus kuliah waktu itu. Pengalaman kerja belum ada, bagaimana mau berbuat? Nah, bergabung di sebuah organisasi adalah pilihan tepat dan logis :-) Di sana saya bisa mendapat banyak ilmu dan pengalaman yang diharapkan bermanfaat ke depan. Dan memang benar.
Salah satu agenda kami adalah demo ke DPRD Surabaya. Mengorganisir sebuah demo melatih kemampuan memimpin, bekerja sama, berkomunikasi, membangun jaringan, dan melatih mental. Kalau dipikir-pikir, semua itu dibutuhkan dalam dunia kerja, bukan? Temanp-teman saya kala itu berposisi sama dengan saya. Baru lulus kuliah dan belum bekerja. Yang masih kuliah juga banyak. Dan ternyata, ‘skill’ yang didapat dari demo itu menjadi modal berharga dalam curriculum vitae. Setiap kali wawancara kerja, pengalaman berorganisasi menjadi kekuatan utama saya, meskipun saya tidak pernah melampirkan ijazah penunjang selain ijazah sarjana dan transkrip nilai.
Bagi seorang demonstran yang idealis, pengalamannya berdemonstrasi memang benar-benar dijadikan ‘amunisi’ untuk menapaki karier politik. Contohnya Budiman Sudjatmiko yang kini terjun di parpol dan M. Sholeh yang kini mencalonkan diri menjadi calon walikota Surabaya. Tapi bagi saya yang tidak suka bidang politik (meskipun punya gelar Sarjana Ilmu Politik), berdemonstrasi saya manfaatkan untuk AKTUALISASI DIRI.
Dan kalau saya amati, kebanyakan peserta demo di jalan-jalan punya orientasi seperti saya. Banyak di antara mereka yang sesungguhnya tidak paham akan esensi demo yang mereka lakukan.
Itulah opini saya tentang apa yang sesungguhnya dicari dari demo di jalan. Saya pikir alasan saya benar. Dan jika anda punya pendapat lain, saya pikir itu juga benar. Memang banyak hal yang melatarbelakangi seseorang untuk berdemo.
Apakah anda juga pernah ikut demo?
28 Januari 2010
Share This To :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
saya dulu juga pernah mas...
BalasHapusjujur, waktu itu memang terselip niat untuk sekedar aktualisasi diri saja... yang paling saya tunggu, waktu press conference dengan wartawan...
kalau dah ngomongin politik... males dech
BalasHapussetuju mas, demo memang harus punya tujuan dan paham apa tujuan tersebut, gak hanya sekedar ikut2an saja :) dulu aku aktifis juga tapi cuma dalem kampus (money oriented hehehehe) n sempet ikut demo masa reformasi dulu :)
BalasHapusDemooo ...!!!???
BalasHapusperubahan??? haruskah instan???
apakah perubahan itu harus terlihat besar, wah, n spektakuler???
mas edwin... justru sy jadi pingin lihat apakah para demonstran sanggup melakukan perubahan dengan setumpuk masalah dalam 100 hari untuk bangsa tercinta ini???
NB: Nitip ini yaaaa :DDD. thanks
salam sobat
BalasHapusiya sebenarnya demo ,,cumauntuk ajang kerusuhan saja ya,,kadang bingung apa yg dicari.
trims sharingnyamas EDWIN.
wah sudah setahun juga ya ,,usia blognya mas EDWIN,
BalasHapusselamat ya,,semoga tetap semangat dan sukses selalu.
bingung.bingung.bingung.
BalasHapusUntuk masalah demo pada umumnya sih saya sangat setuju. Karena pada dasarnya demo itu dibutuhkan sebagai perwujudan dari demokrasi negara ini, dan juga sebagai 'bel' peringatan untuk para pemimpin negara.
Nah masalahnya, kadang demo yang ada suka gak pake 'otak'. Main asal bakar ban, main asal ngerusak kantor pmerintahan..pdahal yang rugi ntar2an juga rakyat lagi. Bakar ban ? bisa + ngerusak lapisan ozon (klau gitu yg rugi kn lbh bnyak), terus ngerusak fasilitas ? beuh ntar yg ada mlah ksempatan lg pemerintah bikin dana untuk mmpebaharui (jd ada ksmpatan buat korupsi lg).
Saya sih inginnya demo yg tertib dan damai ajalah. Pake kreasi malah lebih bagus, bikin theater atau paduan suara demo, atau apa gitu.
seharusnya pemerintah yang ada itu dibantu jangan di demo, kan yang milih kita sendiriiii... pemerintah bisa berjalan bersama dengan rakyat.... teruuuuss kabuuuuuur aahh..... banyak koment bahaya.....
BalasHapusDemo baik2 saja sejauh tidak mengganggu kepentingan umum, namun perlu juga dipikirkan bagaimana menciptakan suatu komunikasi yg baik antara pihak2 terkait, sehingga demo tidak lagi sebatas turun ke jalan dan berteriak2 menyuatakan aspirasinya.
BalasHapusdemo sih boleh2 aj,asal g ngrusak sarana maupun fasilitas umum aj,...kalo bisa sih,y diminimalkan aj kegiatan demonya,toh lebih baik kumpul,membuat forum membantu mengatasi masalah yg ad,..klo demo sih kbnyakan membuat kacau kayaknya,hehehe
BalasHapusHello everyone!
BalasHapusI would like to burn a theme at here. There is such a thing, called HYIP, or High Yield Investment Program. It reminds of ponzy-like structure, but in rare cases one may happen to meet a company that really pays up to 2% daily not on invested money, but from real profits.
For several years , I earn money with the help of these programs.
I'm with no money problems now, but there are heights that must be conquered . I get now up to 2G a day , and I started with funny 500 bucks.
Right now, I'm very close at catching at last a guaranteed variant to make a sharp rise . Visit my web site to get additional info.
http://theinvestblog.com [url=http://theinvestblog.com]Online Investment Blog[/url]
demo yaa.. silakan aja. Toh itu bentuk demokratis untuk menyampaikan aspirasi. Asal jangan anarkis n tertib.
BalasHapusKlo saya sendiri selama kuliah gak pernah ikutan demo. Dukung temen2 aja yg mau ikutan demo..
Tidak lama setelah reformasi 1998, ada beberapa teman saya yang bisa mengerahkan demonstrator, dengan biaya tertentu (paket).
BalasHapusJumlah orang tergantung permintaan.
Mereka juga mengerahkan untuk kampanye pemilu/pilkada.
Mudah2an demonstran kemarin benar2 memperjuangkan terciptanya kebaikan seperti yang mereka teriakkan.
waduh mas nggak, ternyata mas edwin mantan aktifis. hehe... pantesan tulisan tulisannya begitu tajam :)
BalasHapusyap maaf mas, ni lagi UAS. jadi jarang nge-blog :)
Ternyata mantan aktivis ya...
BalasHapusSaya sendiri belum pernah punya pengalaman berkaitan dengan demo. Masalahnya, demo sekarang sudah menjadi salah satu lahan bisnis, kan?
hello reportedly good friends?
BalasHapuskanggg...daku datang minta dukungan..plsss help...
BalasHapus**
temen2 blogger mohon dukungannya vote lage utk Haiti. yang kemaren ke reset tuh aduh panjang deh critanya. yang jelas sih ini tinggal 2 hari lage kompetisi berakhir. gak perlu hrs daftar utk ikutan vote. pls help vote me. cara nge vote yang bener ada petunjuknya di blog ku. atas nama kemanusiaan mohon dukungannya. makasih byk sblmnya. *Richa Rie*
ada sesuatu yg membanggakan memang klo uneg2 sdh terlampiaskan,,
BalasHapusmasyarakat yg tdk sabar dg jalannya proses,,,adanya kualitas hukum di indonesia ya spt itu mo apalagi ya sob?
apa memang lawan politik aja yg mendanai? tsr siapa yg dapet keuntungan dr demo tsb?
mas, edwin, ijin mengenalkan blog baru saya ...
BalasHapusselamat pagi...
agak lupa sama demo2, disini gak ada sih...hehe....damai....
BalasHapusyg jelas waktu terbuang, syukur kalau aspirasinya didengar dan dilaksanakan sama pihak terkait. kalau tidak????
BalasHapushmmm saya blom pernah ikut, paling juga nonton aja di TV hehhe
BalasHapusgak pernah ikut demo, manas2in doang mah pernah ahhaha pas masih di skull tapi. :P
BalasHapus*RichaRie*
saya blg demo-demo turun di jalan krg efektif berarti menurut saya..
BalasHapusblm tentu jg aspirasi nya di dgr..
lbh baik demo dgn cara konferensi pers...
mngkn akan lbh efektif di banding turun ke jalan..
demo bagus, tapi lebih bagus brows rumah dijual di bali aja kali
BalasHapusaku belum pernah ikut demo.mending aku pake kegiatan lain
BalasHapustulisannya menarik sekali mas, aku kemarin pertama datang ke blog ini niatnya ingin dapat backlink karena ini blog dofollow. tapi setelah baca beberapa postingan jadi tertarik dan
BalasHapusjadi kepincut untuk baca beneran. kedepan pasti jadi sering mampir nich mas untuk baca postingan terbaru. terimakasih
Betul.... Demo itu buat apa..... Lagian jarang banget Demo yang tuntutannya dikabulkan
BalasHapustrims sharingnyamas
BalasHapusDemo baik2 saja
BalasHapussekarang demo kebanyakan ditunggangi oleh oknum tertentu sehingga tidak ada tujuan yang jelas
BalasHapusdemolah dengan tertib dan aman jangan sampai anarkis...
BalasHapusterima kasih atas informasinya
BalasHapus