DUKA di Balik SUKA Monetizing Blog

Saya mau sharing tentang ‘duka’ di balik nikmatnya dapat duit dari aktifitas ngeblog (monetizing blog). Tapi ini bukan kisah saya sendiri, karena saya belum serius me-monetize blog saya. Ada sih, paling cuma memasang beberapa banner affiliate, yang lainnya adalah widget untuk traffic. Tapi setidaknya ada sisi lain yang ‘tidak mengenakkan’ dari monetizing blog yang bisa dijadikan sharing.

Memang, monetizing blog adalah salah satu kegiatan favorit para blogger. Bahkan bisa jadi ini menjadi motivasi utama supaya bisa terus ber-blogging ria. Tolong koreksi kalau saya salah ;-p Bagaimana tidak, seorang blogger yang niat, tekun, sabar, dan ulet memang benar bisa menjadikan blognya sebagai ‘keran duit’.

Contohnya Cosa Aranda. Para blogger tentu tahu siapa dia. Ya, Cosa adalah salah seorang pebisnis internet Indonesia yang sukses. Kiprah netpreneurship-nya dimulai dari ngeblog. Khusus bagaimana mencari duit dari blog, Cosa memberitahukan ‘lahan-lahan’ yang bisa di-eksplore, yang disebutnya dengan “6 Cara Paten Mendapatkan Uang dari Blog”, yaitu:
+ Memasang iklan pihak ketiga
+ Menjual ruang iklan
+ Menulis artikel (paid review)
+ Menjual produk
+ Menjual jasa
+ Menjual blog

Kalau blogging sudah mulai menghasilkan, tentu seorang blogger harap-harap cemas mengecek rekening PayPal apakah ada tambahan angka yang masuk, atau menerima amplop dari pak pos yang isinya cek dari luar negeri.

Tunggu dulu. CEK? Ya, di sinilah inti dari yang ingin saya sharing. Begini, saya kan bekerja di bank di bagian transaksi luar negeri. Saya sering menerima nasabah yang membawa cek dari luar negeri untuk diuangkan rupiah, termasuk cek yang diterbitkan oleh Google Inc dan broker-broker lain. Sebagai blogger (tapi awam di bidang monetizing blog) saya tahu kalau cek yang beginian adalah hasil pembayaran bisnis di internet.

Yang paling sering saya jumpai adalah cek yang dikeluarkan oleh Google Inc dan Clicksor. Nilainya rata-rata USD 50-150. Seperti yang saya alami saat menerima nasabah di bulan puasa kemaren. Saat saya memeriksa cek itu, saya sempat melirik wajah si empunya cek. Wah, wajahnya berseri-seri. Jelas, dia kan sudah membayangkan rupiah yang bakal masuk dompet. Dan tampaknya cek itu adalah hasil perdananya dari internet.

Tapi setelah saya jelaskan prosedur pencairan cek, wajah berseri-seri itu berubah kecut. Dia tak menyangka kalau cek itu harus ditagihkan dulu ke Amerika, karena drawee bank-nya adalah Citibank di Amerika sana. Dan waktu penagihannya pun lama, paling cepat dua bulan. Ini karena proses penagihannya harus melalui bank ketiga (bank koresponden) dan dananya harus diendapkan beberapa hari di sana. Tidak hanya itu. Ada biaya komisi, ongkos bank koresponden, dan courier sebesar rata-rata USD 40. Semuanya dibayar DI MUKA. Mau coba ke bank lain? Silakan. Tapi saya yakin prosedurnya sama. Bahkan Citibank pun menolak melayani pencairan cek itu. Padahal kan sama-sama Citibank dengan yang di Amerika sono. Masalah ini pernah saya bahas di artikel saya “Susahnya Mencairkan Cek Internasional”.

Kenyataan ini tentu tidak mengenakkan. Sudah penagihannya lama, biayanya gede lagi. Yang didapat nanti berkurang banyak dong. Bisa tekor malah. Anne Ahira, seorang pebisnis internet Indonesia lain yang juga sukses, pertama kali menerima cek CUMA sebesar USD 8. Dengan prosedur seperti itu, tentu ia harus tekor banyak kalau ngotot ceknya dicairkan. Setelah mencoba dari satu bank ke bank lain, ia menyerah. Akhirnya cek pertamanya itu dipajang di lemari daripada dibuang. Tapi jangan salah, cek yang tak terbayarkan itu dijadikannya motivasi. Ia bertekad mengubah angka 8 yang tertera di cek menjadi 8000. Ia memang berhasil mewujudkan tekadnya itu kemudian :-)

Memang, tidak semua blogger yang menerima cek seperti itu mengalami masalah demikian, terutama blogger yang sudah bisa menerima cek dengan angka gede. Ini karena penantian dan tombok di muka masih bisa di-cover dengan hasil pencairan ceknya yang besar.

Kalau saya boleh urun saran nih (tapi dalam kapasitas sebagai petugas bank, bukan sebagai blogger newbie, hehehe) sebaiknya terima pembayarannya yang menggunakan sarana PayPal, karena lebih praktis dan tidak seribet cek. Tapi saran saya ini hanya untuk sesama blogger newbie lho, bukan blogger kawakan :-D