27 Maret 2010
31 comments

Hari Gini Bayar Pajak?

Sabtu, Maret 27, 2010
Menjelang akhir bulan Maret, ayo beramai-ramai mengisi dan mengirimkan surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak ke kantor pajak. Sebagai warga negara yang baik, mari kita semua memiliki NPWP, membayar pajak, dan melaporkannya kepada negara.

“Apa? Hari gini bayar pajak? NO WAY!”

Mohon maaf. Pembuka di atas tampaknya provokatif, tapi sebetulnya tidak ada maksud demikian. Itu adalah sebuah bentuk KEPRIHATINAN terhadap slogan pemerintah: “Hari gini belum bayar pajak? Apa kata dunia?” Ya, slogan yang sering muncul dalam iklan layanan masyarakat di televisi itu dimaksudkan untuk menjadi brainstorming yang positif bagi setiap warga negara untuk selalu sadar akan pentingnya membayar pajak, untuk kepentingan pembangunan negara kita yang tercinta ini.

Tapi, rasanya iklan itu untuk beberapa waktu ke depan tidak akan muncul lagi di televisi. Ini karena upaya membujuk warga negara untuk taat membayar pajak tiba-tiba ditelikung dengan sangat menyakitkan oleh orang-orang Ditjen Pajak sendiri. Ya, sebut saja Gayus Halomoan Tambunan. Pria yang masih berusia 30 tahun dan golongan kepegawaiannya baru IIIA itu sudah memiliki uang sebesar Rp 25 miliar hasil dari praktik makelar kasus pajak yang dilakukannya. Selain Gayus, juga ada Hadi Poernomo. Mantan Dirjen Pajak yang kini menjabat ketua Badan pemeriksa Keuangan (BPK) itu sedang ‘diobok-obok’ oleh KPK yang curiga dengan kekayaan Rp 36 miliar yang dimilikinya.

Tidak cuma kedua orang tadi. Juga ada Misbakhun. Dia mantan pegawai pajak yang kini menjadi pengusaha. Dia bertransaksi menggunakan letter of credit (L/C) sebesar USD 22,5 juta (Rp 207 miliar) melalui Bank Century (kini Bank Mutiara) yang diduga bermasalah, dan kini sedang diusut oleh Bareskrim Mabes Polri.

Nah, lalu apa arti kampanye gencar yang dilakukan Ditjen Pajak selama ini? Upaya yang dimaksudkan untuk menanamkan mindset ‘cinta pajak’ kepada warga negara menjadi berantakan seketika akibat ulah orang pajak sendiri. Kepercayaan masyarakat kepada Ditjen Pajak dan segala slogannya kini luntur. Padahal, masyarakat sudah diajari menjadi ORANG BIJAK TAAT PAJAK.

Tak heran, muncul gerakan memboikot bayar pajak di Facebook. Grup di Facebook yang bertajuk “Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung BOIKOT BAYAR PAJAK untuk Keadilan” itu mengusung slogan: “Bayar pajak cuma buat dinikmati Gayus dan teman-temannya? NO WAY!”

Kita tahu, Facebook mempunyai kekuatan memengaruhi yang besar. Jika orang-orang mengikuti ajakan itu, bisa dibayangkan berapa besar kerugian negara karena tidak ada yang sudi membayar pajak. Bisa rusak sendi-sendi tatanan negara ini akibat ulah segelintir orang.

Harus diakui, ini adalah suatu KONTROVERSI, PARADOKS, dan IRONI…



.

31 comments:

  1. Kita kasih pelajaran bagi pemerintah, agar lebih baik dan sigap memberantas oknum-oknumnya!

    BalasHapus
  2. sedih bacanya...maklum kurang mengikuti berita.

    BalasHapus
  3. bagaimana nasib negeri ini kedepannya?
    rasanya yg belum 'diobok-obok' KPK (pinjam istilah diatas) tinggal menunggu giliran saja...

    BalasHapus
  4. Itu baru satu yang ketahuan, yang jelas banyak dan merata di seluruh Indonesia, kalau di tindak bakal berapa ya yang bertahan jadi pegawai pajak!

    BalasHapus
  5. met pagi aja bang,,ikut nyimak ae,,kurang ngerti soal ginian. .hahaha. .

    BalasHapus
  6. Waduh!!!!
    Sabtu pagi sudah bahas korupsi, tapi kalau tidak dibahas dimana-mana orang bicara tentang ini. Apalagi beritanya bertepatan dengan akan berakhirnya pemasukan laporan pajak tahunan. Ironisnya, kalau kita terlambat akan dikenai denda.
    Saya pikir pada dasarnya orang mau bayar, lapor pajak dan didenda, asalkan uangnya dipakai sesuai dengan tujuannya yaitu untuk kepentingan pembangunan bangsa dan negara.

    Tentang boikot pajak:
    Sebaiknya jangan, karena pajak itu untuk kita juga, terutama orang2 yang kurang/tidak mampu.
    Yang paling penting sekarang bagaimana caranya supaya lembaga2 yang wajib mengawasi pemerintah yaitu DPR, BPK dsb. menjalankan tugas mereka dengan benar.

    BalasHapus
  7. duit pajak udah jadi bahan korupsi

    tapi tanpa pajak negara ini gak bisa hidup!!!

    BalasHapus
  8. susah memang ya, manusi itu ga pernah merasa puas atas apa yg dimiliki...
    udah dapat kerjaan bagus malah jadi makelar kasus pajak huff...

    BalasHapus
  9. Kita prihatin juga dengan kondisi Indonesia pada saat ini. Tentunya pihak penegak hukum cepat bertindak untuk menuntaskan masalah tersebut. Kita harus jadi warga negara Indonesia yang baik antara lain dengan tetap membayar pajak yang menjadi kewajiban kita.

    BalasHapus
  10. Saya setuju mas.. slogan pajak selama ini benar-benar sudah di nodai , kita jadi malas lagi bayar pajak buat apa bayar pajak buat ngebuncitin perut para koruptor sementara gaji kita di kabiri dengan pajak ...

    BalasHapus
  11. ya.. orang-orang seperti inilah yang membuat mindset masyarakat kepada negara semakin ndak jelas. dengan adanya kejadian seperti ini, mungkin masyarakat malah takut membayar pajak karena takutnya nanti ndak sampai pada tempatnya.. huh..
    mungkin iklan itu lebih tepat diganti "Hari GIni Masih Korupsi???" "Apa Kata Dunia..!!"
    salam kenal ya mas... :D

    BalasHapus
  12. saya mau dikata dunia kayak apa jg ga pernah bayar pajak, lah tidur aja di gorong-gorong deket pantai sanur, cuma punya laptop yang numpang ngecas batre di warung sop ikan sebelah, wi-fi numpang di deket hotel, di ruang satpam, pajak apaa ya yg musti dibayar......

    BalasHapus
  13. klau saya bukan bayarnya Pak, terkadangang malas isi formnya.

    BalasHapus
  14. Saya aktif bayar pajak, sekarang naik lag tarifnya, Tp kalau dibawa lari oknum spt Darius Lumbun gmn tu.... he..he...

    BalasHapus
  15. kalau pajaknya di gelapkan y mending g sah bayar pajak aja

    BalasHapus
  16. iya tuh masa pegawai negri tingkat eselon 3 bisa punya 25 milyar, mantap deh...
    jadi pengen kerja di perpajakan juga nih kayaknya...

    BalasHapus
  17. salam sobat
    trims sudah dingatkan ,,bayar pajaknya.
    saya disana,,,jadi ngga bayar pajak.
    paling hanya PBB.

    BalasHapus
  18. dari sejak jaman adeknya nenekku org pajak memang dah terkenal "gituan" ya mas hehehe

    BalasHapus
  19. duhh aku kecewa kalau ada oknum pajak yg korupsi :(
    aku kan kerja mati2an untuk sambung hidup trus membiarkan gaji dipotong untuk pajak
    berharap duit pajak dipakai dengan bijaksana tp kalau hasilnya bgtu sia2 dunk aku bayar pajak dari hasil kerjaku

    BalasHapus
  20. nahhhhhhhhh itulah kaconya
    pemerintah sibuk berkoar keluar
    eeeh lupa yang bagian dalamnya juga harus dibenahi

    BalasHapus
  21. Ternyata iklan itu masih muncul lho di televisi..! Semula kupikir iklan pajak itu utk sementara akan istirahat dulu, ternyata tetap jalan terus hehehe

    BalasHapus
  22. Beberapa hari yg lalu aku juga rumpiin Gayus di blogku. Ternyata Gayus emang benar2 menyita perhatian banyak pihak nih.

    BalasHapus
  23. Jangan lupa bayar Zakat juga... :)
    TFS frenz :)

    BalasHapus
  24. Prihatin berat dgn. kondisi ini...
    Ditjen Pajak harus segera bebenah dan gerak cepat menyelesaikan segala kelemahan sistem... jangan sampai gerakan boikot pajak semakin tersosialisasi. Negara kan butuh pemasukan...

    Sekalian mau ngasih info, sudah ada pemenang Spellquizzer giveaway, tapi kali ini Mas Edwin belum beruntung...

    BalasHapus
  25. saya kemarin waktu ngisi spt tahunan jadi agak gimana gitu lho kalau inget si gayus

    BalasHapus
  26. Aq lanjutin Mas...APA KATA DUNIA !!!!!!!!!

    BalasHapus
  27. Koruptor harusnya dihukum Mati, biar kapok, semua aset disita dikembalikan kepada negara, apalgi koruptor di dirjen pajak, ga ada ampundi hukum mati aja pantasnya

    BalasHapus
  28. Terserah mas uang pajaknya dikemanain??? Yang penting saya ikhlas bayar setiap bulan.....

    BalasHapus

 
Toggle Footer
Top