04 Juni 2009
14 comments

Tips Aman Melakukan Kiriman Uang Luar Negeri

Kamis, Juni 04, 2009
ANDA punya keluarga yang bekerja di Arab Saudi? Kakak anda bermukim di Belanda? Atau anak anda kuliah di UCLA Amerika Serikat? Kalau memang begitu, anda pasti sering -atau setidaknya secara berkala- mengirim atau menerima uang ke/ dari mereka yang anda cintai itu.

Untuk tujuan itu, transaksi kiriman uang/ KU (remittance) menjadi pilihan. Jasa ini telah banyak disediakan oleh perbankan. Keakuratan kiriman sangat diharapkan oleh anda sebagai nasabah, baik dari segi kecepatan waktu dan nominal uang.


Namun anda perlu mengetahui, pada praktiknya ada saja hambatan yang terjadi yang ujung-ujungnya membuat transaksi KU anda tidak akurat. Umumnya, hal-hal tidak menyenangkan yang sering terjadi dalam transaksi kiriman uang luar negeri adalah sebagai berikut:
  • Kiriman terlambat datang. Atau dalam kondisi yang sudah complicated hilang entah ke mana
  • Kiriman tidak terdeteksi karena sarana pengiriman tidak jelas
  • Nominal yang diterima tidak sesuai instruksi kiriman
  • Uang tidak bisa dikredit ke rekening penerima karena data tidak sesuai
  • Uang tidak bisa dicairkan karena identitas penerima tidak memenuhi syarat (untuk kiriman tunai)

Hal-hal di atas adalah keluhan yang sering saya jumpai dari nasabah. Apalagi, KU luar negeri harus berhadapan dengan karakteristik yang khas, yaitu perbedaan jarak dan waktu. Untuk itu, berikut ini saya sampaikan tips untuk anda saat akan melakukan transaksi remittance dengan kolega atau keluarga anda di luar negeri, agar anda tidak mengalami kekecewaan dengan uang anda:

1. Pastikan sarana remittance anda

Ada beberapa sarana pengiriman, yaitu menggunakan: telex, cek (bank draft), inkaso (collection), dan teletransmitted transfer (TT). Masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Saya menyarankan anda memilih sarana TT melalui sistem SWIFT karena prosedurnya lebih mudah, kiriman relatif lebih cepat, dan keamanan lebih terjamin, dan cakupannya seluruh dunia. Anda bisa memilih TT baik untuk kiriman masuk rekening maupun diambil tunai. Kebanyakan bank di seluruh dunia menggunakan SWIFT. Yang penting anda pastikan status banknya adalah bank devisa.

2. Data kiriman yang jelas

Ini sangat vital. Seringkali KU bermasalah karena data pengiriman tidak jelas. Untuk itu anda harus memastikan dengan benar:

  • Nama penerima harus sama dengan nama yang tercantum di rekening bank penerima. Ada bank yang tidak mau memroses KU dengan nama penerima yang tidak sama. Bahkan untuk perbedaan satu huruf saja!
  • Nomor rekening harus sama dengan nomor yang terdata di bank penerima. Sama dengan di atas, ada juga bank yang tidak mau mengredit ke rekening penerima karena nomornya tidak sama persis.
  • Nama bank penerima berikut nama kantor cabang dan kota. Alamat bank kalau bisa juga dicantumkan, tetapi tidak mutlak. Anda bisa cantumkan seperti ini: Bank Danamon Cabang Darmo, Surabaya. Untuk nasabah yang mempunyai rekening di Bank BRI unit, nama unit HARUS dicantumkan. Jika tidak, kiriman PASTI ditolak.
  • Kode SWIFT bank penerima. Pencantuman kode SWIFT atau kode BIC (Bank Identifier Code) sangat membantu karena hampir semua bank di seluruh dunia menggunakan sarana SWIFT. Kode SWIFT mempermudah bank pengirim dan bank koresponden menarget bank penerima yang dimaksud.

3. Perjelas siapa yang menanggung biaya pengiriman

Jika menggunakan sarana SWIFT, ada 3 klasifikasi biaya remittance:

  • OUR => Biaya pengiriman dan Ongkos Bank Koresponden (OBK) ditanggung pengirim (remitter). Penerima menerima kiriman secara penuh (full amount).
  • SHA (Sharing) => Biaya pengiriman ditanggung pengirim, sedangkan OBK ditanggung penerima (beneficiary). OBK bakal dipotong dari proceeds kiriman oleh bank koresponden, sehingga penerima tidak menerima utuh. Biasanya, OBK sebesar USD 20.
  • BEN (Beneficiary) => Biaya pengiriman dan OBK ditanggung penerima. Sehingga, penerima menerima uangnya lebih sedikit lagi. Misalnya, Pak Budi datang ke BII untuk mengirimkan uang untuk anaknya di Jepang sebesar USD 1.000 ke bank Mizuho. Pak Budi membebankan semua biaya dari kiriman itu. Katakanlah biaya pengiriman sebesar USD 10 dan OBK USD 20. Jadi, uang yang diterima anak Pak Budi berkurang menjadi USD 970.

Apabila nasabah sudah memahami distribusi biaya remittance yang berpengaruh terhadap besarnya uang yang diterima, maka kecil kemungkinan terjadi ketidakpuasan di kemudian hari.

4. Pastikan kartu identitas yang valid

Bagaimana jika seseorang yang hendak kita kirimi uang tidak mempunyai rekening di bank? Jangan kuatir, anda tetap bisa mengirimkan uang ke sana dengan diambil tunai (cash remittance). Sebaiknya anda pilih bank yang cukup ternama di negara sana. Tujuannya untuk meminimalisir masalah yang mungkin terjadi. Seringkali terjadi nasabah saya mengirimkan uang untuk diambil tunai di Malaysia menggunakan bank kurang terkenal. Akibatnya, uang nyasar ke mana-mana karena kesulitan menemukan bank koresponden yang cocok untuk bank kurang terkenal itu. Jika anda mau mengirimkan uang yang diambil tunai di Malaysia, misalnya, gunakan jasa Malayan Banking (Maybank) atau CIMB Bank yang merupakan bank besar di sana.

Karena tidak menggunakan rekening, maka verifikasi penerima menggunakan nomor identitas. Umumnya adalah nomor kartu identitas atau paspor. Berarti, anda HARUS pastikan ketelitian data penerima kiriman anda di Malaysia sana. Pastikan telah benar: nama penerima, alamat penerima, nomor identitas penerima. Jangan lupa, identitas harus masih berlaku dan dibawa ke bank saat hendak mencairkan uang.

Semoga bermanfaat…
(perbankankita.blogspot.com)


14 comments:

  1. Bagi pengalaman nich. Rekgku di Niaga. Dulu aku pernah dapat kiriman dr kakak di aussie tdk masuk2. Pantes.. Kakakku salah tulis kode Swift. Harusnya BNIA ditulis BNIN. Nyasar deh ke BNI..:( ===Vitrie===

    BalasHapus
  2. Ya, betul. Kode SWIFT memang dijadikan pegangan utama bank saat akan merelease suatu remittance. Meskipun di keterangan tertulis "Bank Niaga", tapi kalau kode SWIFT yang ditulis milik bank lain, ya ngirimnya ke bank lain itu. Ini cukup bikin repot. Biarpun banknya sama2 di Indonesia, tapi berhubung kirimannya valas, maka ngurusnya harus lewat bank koresponden di luar negeri dulu (kalau dolar ke AS, kalau Euro ke Eropa). Trims..

    BalasHapus
  3. Pak mau tanya klo saya kirim dr bank commonwealth indo ke bank di cina, nah saya kurang huruf penerimanya, bagaimana nasib uang saya?apakagh bisa balik?jika iya berapa lama?

    BalasHapus
  4. owh gitu ya ternyata.. makasih infonya, tambah ilmu nih soal transfer duit dari/ke luar negeri

    BalasHapus
  5. mskih ya untuk info nya... moga aja bermanfaaat deh

    BalasHapus
  6. cara yang aman ya..... ok nanti saya bilangin ke orang yang akan transfer uang ke saya

    BalasHapus
  7. jadi begitu ya. harus benar-benar jelas dong kalau mau ngirim uang keluar negeri.
    makasih infonya ga jadi tahu akhirnya...

    BalasHapus
  8. terima kasih banyak tipsnya sob sangat bermanfaat sekali..

    BalasHapus
  9. Saya mau cari nih, biaya swift atau wire transfer di bank local berapa ya?

    BalasHapus

 
Toggle Footer
Top