Moge di Pinggir Sawah

Motor gede (moge) itu terperosok ke sungai. Warga desa pun bersorak atas musibah yang menimpa pengendara moge yang dinilai sombong, dengan tingkahnya yang petentang-petenteng. Benarkah dia sombong?

Siapa yang tidak sebal melihat pengendara moge bolak-balik melewati jalan persawahan dengan kecepatan tinggi. Kalau dihitung, mungkin sudah lima kali pemuda berkacamata dan berjaket kulit hitam itu memacu moge-nya lewat situ. Raungan motor besar itu bukan saja memekakkan telinga, namun cara mengemudi pemuda itu pun menakutkan orang-orang yang lalu-lalang.

Tak cuma itu, gayanya juga terkesan angkuh. Setiap mendahului pengendara sepeda atau motor lain, sambil tetap ngebut dia selalu berteriak, “Pernah naik moge, belum?” Para petani yang berjalan beriringan menuju sawah juga tak luput ditanya, tanpa mengurangi kecepatan. “Hei Pak, pernah naik moge kayak gini, nggak?”

Jelas tingkah pemuda itu menyulut emosi orang-orang. “Sombong benar orang itu! Saya sumpahin jatuh, biar tahu rasa!” Ternyata sumpah-serapah itu mujarab. Tak seberapa lama moge itu benar-benar terperosok ke sungai di pinggir sawah. Orang-orang mensyukurinya. “Rasain! Itu balasan setimpal bagi orang sombong!”

Tapi anehnya, ketika dibantu sejumlah orang keluar dari parit, ia masih berlagak, “Pak, ada yang pernah naik moge?” Bedanya, kali ini ada tambahan pertanyaan’ “Remnya di sebelah mana, sih?”

Barulah semua orang sadar kalau pemuda itu sebenarnya tidak sombong. Ia ingin bertanya letak rem moge dan cara menghentikan motor itu, karena ia baru belajar mengendarai moge. Namun karena panik, pertanyaannya tidak lengkap, sehingga terkesan angkuh.

Nah, dalam pergaulan sehari-hari kita sering terlalu cepat berprasangka buruk kepada orang-orang yang perkataan atau perbuatannya kurang berkenan di hati kita. Padahal bila kita cermati, belum tentu mereka bermaksud buruk, bahkan mungkin bisa membantu kita.

Jangan menilai orang dari perkataan, perbuatan, atau penampilan semata. Mari menilai seseorang secara keseluruhan dan mengetahui latar belakang tindakannya. Mari biasakan berpikiran positif kepada siapa pun juga.

Sumber:

Majalah Sinergi 46

.