Menghitung Zakat Profesi

Zakat penghasilan atau zakat profesi (al-maal al-mustafad) adalah zakat yang dikenakan pada setiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendirian maupun bersama dengan orang atau lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan (uang) halal yang memenuhi nisab (batas minimum untuk wajib zakat) dan telah mencapai masa satu tahun (haul).

Contohnya adalah pejabat, pegawai negeri atau swasta, dokter, konsultan, advokat, dosen, makelar, seniman, dan sejenisnya. Ketentuannya adalah sebagai berikut:

1. Mencapai nisab, setara dengan 85 gr emas atau 520 kg beras (misal harga emas per gram adalah Rp 325.000, maka nisabnya adalah 85 gr x Rp 325.000 = Rp 27.625.000)
2. Kadar zakatnya 2,5 persen
3. Dibayarkan setiap kali menerima penghasilan (gaji) atau di akhir tahun

Contoh penghitungan zakat profesi:
Menghitung dari penghasilan kotor (bruto)
Cara penghitungannya adalah: penghasilan (gaji) keseluruhan dikalikan 2,5 persen
Misal: Pak Royan mendapat gaji kotor selama satu tahun Rp 30 juta. Karema jumlah tersebut telah mencapai nisab (85 gr emas), maka zakat yang harus dikeluarkan adalah Rp 30 juta x 2,5% = Rp 750 ribu per tahun atau Rp 62.500 per bulan.

Menghitung dari penghasilan bersih (netto)
Cara penghitungannya adalah: penghasilan (gaji) keseluruhan dikurangi utang dan tanggungan pokok bulanan dikalikan 2,5 persen
Misal: Ibu Reni mendapat gaji bersih setelah dikurangi utang dan tanggungan pokok) Rp 1.250.000 setiap bulan. Karena jumlah tersebut belum mencapai nisab (setara 85 gr emas), maka tidak berkewajiban mengeluarkan zakat, tetapi dianjurkan berinfak sebagai pembersih hartanya.

Mengeluarkan zakat profesi dari penghasilan kotor itu lebih afdhal (utama) untuk membersihkan diri dan harta selain sebagai bentuk ta’abbud (pengabdian/ ketaatan kepada Allah).

Sumber:
Yatim Mandiri
Gambar: ekonomisyariat.com


.