Blogging Terinterupsi

Bulan pertama di awal tahun ini tidak begitu bagus buat aktifitas blogging saya. Bukannya rajin meng-update blog, justru malah keteteran dan bolong-bolong postingannya. Tak hanya itu, saya juga jadi jarang jalan-jalan ke blog teman-teman dan menulis sepatah kalimat di sana.

Saya tahu, waktu saya banyak tersedot untuk pekerjaan di kantor. Meskipun begitu, saya tetap masih dapat mencuri waktu untuk menulis dan saya posting di blog ini. Paling sering saya menulis di pagi hari sebelum berangkat ke kantor, atau mencuri-curi kesempatan di kantor untuk menulis. Ssst, semoga tidak ada teman kantor saya yang membaca tulisan ini, hehehe. Habis, seperti yang dahulu pernah saya bilang, tidak blogging membuat badan terasa sakit semua :)

Tapi entah mengapa, belakangan saya merasa seperti tidak berkutik. Jarang ‘menghidupkan’ blog, apalagi blogwalking ke teman-teman. Paling hanya bisa ‘mengintip’ blog saya dari ponsel. Tapi yang jelas, saya tidak pernah berniat meninggalkan aktifitas blogging. Menulis di blog sama dengan menyalurkan hasrat.

Tak heran, ketika pengajuan cuti saya disetujui minggu lalu, yang langsung terpikirkan adalah menghabiskan waktu buat blogging, sambil menjaga Rasha dan Baitar –kedua anak saya- sementara istri saya bekerja.

Kenyataannya, tanpa diduga, Baitar jatuh sakit. Bayi empat bulan itu terserang diare yang disertai panas, batuk, pilek, dan sakit mata. Wah, komplet ya. Dalam seminggu ini, sudah tiga kali bolak-balik ke dokter anak untuk membuatnya sehat kembali. Dan, Alhamdulillah, saat saya menulis postingan ini kondisi Baitar sudah jauh membaik.

Tapi tunggu dulu, di saat yang sama istri saya juga jatuh sakit. Setelah beberapa hari mengalami demam yang naik-turun, akhirnya Selasa lalu ia divonis typhus dan harus dirawat di rumah sakit. Saya pun lebih sering menghabiskan waktu saya menemani istri di rumah sakit, sambil sekali-kali pulang ke rumah menengok Baitar, yang dirawat oleh ibu mertua saya. Jadi, cuti saya akhirnya digunakan untuk merawat anggota keluarga saya yang sedang tidak sehat.

Capek bengong di rumah sakit dan cuma mengutak-atik ponsel, saya pun membawa laptop ke kamar rumah sakit. Dan jadilah sedikit coretan curhat ini. Setidaknya sedikit mengobati keinginan blogging yang selalu terpendam.

Di sisi lain, selama lima hari berada di rumah sakit, saya sangat merasakan bahwa betapa kesehatan adalah nikmat yang paling mahal, melebihi apa pun. Rasanya begitu membahagiakan jika selalu sehat, meskipun kantong sedang kempes. Daripada kantong tebal tapi sering sakit. Eh, bener nggak, sih? :D

Hmm, rasanya cukup sekian coretan dadakan ini. Paling tidak supaya menjadi pancingan untuk memposting tulisan-tulisan selanjutnya. See you Guys…

 
.