Hari ini adalah peringatan empat tahun wafatnya bapak saya. Jauh-jauh hari ibu saya sudah meminta keempat anaknya untuk meluangkan waktu di weekend panjang ini untuk berdoa bagi bapak dengan berkumpul bersama di rumah ibu. Ya, rumah tempat kami dulu tinggal bersama. Tempat bapak, ibu, saya, dan tiga saudara perempuan saya menghabiskan masa lalu kami.
Selain peringatan wafatnya bapak, hari ini juga bertepatan dengan hari ulang tahun adik saya yang ke-29. Sedangkan kemarin ibu saya yang merayakan hari jadinya yang ke-60. Dan dipilihlah hari Minggu kemarin untuk memperingati ketiga momen itu. Acara berlangsung sederhana. Kami hanya berkumpul, makan malam bersama, dan berdoa. Peringatan wafatnya bapak menjadi fokus utama kami. Tak heran, banyak memori masa lalu bersama bapak muncul lagi.
Tak terasa sudah empat tahun bapak meninggalkan kami. Rasanya seperti baru kemarin kami berempat diasuh bapak dan ibu. Rasanya seperti baru kemarin saya bergelayutan manja di bahu bapak. Rasanya seperti baru kemarin saat saya bermain hujan-hujanan dan kemudian digelandang bapak pulang ke rumah. Saya berontak, menangis, dan diledek teman-teman. Duh, malunya. Rasanya seperti baru kemarin saya dihadiahi bapak motor GL Max karena saya diterima di universitas negeri. Rasanya seperti baru kemarin saat saya melihat bapak tersenyum bahagia di hari pernikahan saya (karena saya satu-satunya anak laki-laki). Dan, rasanya seperti baru kemarin saat tujuh bulan kemudian bapak tutup usia.
Saat bapak meninggal, saya pribadi merasa ‘kecewa’ karena bapak pergi terlalu cepat. Cita-cita untuk membahagiakan bapak tidak tercapai. Saya ingin membalas pengorbanan dan kasih sayangnya yang telah diberikannya kepada kami selama ini. Dahulu bapak pernah bilang ingin melihat saya punya rumah dan mobil. Di mata beliau, itu sangat membanggakannya. Hampir saja saya berhasil mewujudkan salah satu harapan bapak saat saya dan istri saya –alhamdulillah- berhasil membeli rumah pada pertengahan 2005 lalu. Beliau sangat senang mendengarnya. Rumah pun mulai dibangun. Tak sabar rasanya segera mengajak bapak menengok rumah kami. Tapi takdir berkata lain. Bapak ternyata tak kan pernah menengok rumah kami yang saya dedikasikan untuk beliau.
Satu lagi cita-cita saya yang tak pernah tercapai adalah melihat bapak menggendong cucu dari satu-satunya anak lelaki jagoannya ini. Bapak hanya sempat ‘memenangi’ satu cucu, yaitu anak kakak saya. Saat bapak meninggal saya belum mempunyai anak. Rashaqa, anak saya, baru lahir tepat setahun setelah bapak wafat. Oh ya, minggu depan Rashaqa ulang tahun yang ke-3. Om dan Tante, ditunggu kadonya ya :-D
Begitulah, banyak sekali kepingan memori yang muncul saat kita mengenang orang tercinta yang telah pergi meninggalkan kita. Kini orang tua saya tinggal ibu, yang tak kalah besar pengorbanan dan kasih sayangnya untuk anak-anaknya. Sekarang tidak ada alasan bagi saya untuk tidak membahagiakan ibu saya, selagi saya masih bisa melihat senyumnya hingga detik ini…
21 Desember 2009
Share This To :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
manusia yg jarang disebut jasanya selain ibu,,,tp berkat jasa2 beliau jg yg banyak membentuk karakter2 kita selama ini...
BalasHapustr kasih telah mengingatkanku jg pd almarhum bapak..
manusia no 2 setelah ibu yg tdk bisa tidur klo anak2nya blm kenyang...
kebersamaan memang sangat berarti walau cuma sedetik dan harus kita manfaatkan semaksimal mungkin dan penyesalan kan datang saat kebersamaan itu tinggal kenangan :) semoga arwah Bapak mas Erwin bahagia disisi Tuhan..amin
BalasHapusbersyukur mempunyai bapak dgn sosok yg sangat membanggakan, dgn segala kenangan akan beliau.
BalasHapusselamat hari ibu buat semua ibu dimana saja Anda berada.
BalasHapusselamat ulang tahun buat Rashaqa (nyicil ucapannya...).
Edwin,
BalasHapusKenangan kita dengan ayah memang tidak akan bisa dilupakan.
NB: saya jadi ingat sudah cukup lama tidak nengok kedua orang tua saya.
Terima kasih Anda sudah ingatkan saya
sungguh membanggakan memiliki Bapak yang penuh perhatian dan kenangan bersamanya tentunya akan selalu terpatri di hati kita ...
BalasHapusSalam hormat
salam sobat
BalasHapussaya juga mengenang bapak ,,,mas EDWIN,karena bapak saya juga sudah wafat,,kita doakan bersama semoga bapak mas EDWIN dan bapak saya diberikan tempat terbaik disisi ALLAH SWT amin,,
selamat ULTAH buat adiknya.
semoga sukses selalu.
turut berduka mas...sedih saya baca tulisannya.
BalasHapusJAdi inget bapak saya yang saat ini hubungannya kurang baik dengan saya :(
Kita do'akan saja orang tua kita yang sudah meninggal, semoga mendapat tempat terbaik...
BalasHapusWaktu saya menikah, Ibu saya sudah meninggal, sedih sekali...
Padahal sehari sebelum meninggal, Beliau sempet bilang, masih ingin lihat saya menikah dulu.
Wah, saya jadi nangis nih...
jadi kangen papa waktu membaca postingan ini. Jadi netes airmata deh, apalagi papa+mama yang begitu tulus dan walaupun berat mereka menerima perbedaan yang ada antara saya dan mereka.
BalasHapusoya sebelum airmata jadi lebih banyak mo ngucapin selamat hari ibu, terimakasih tanpa mama dan juga papa aku bukanlah apa-apa.
Sangat terharu membacanya.. kita masih bisa berdoa untuk kebaikan orang tua kita.. do'a anak shaleh Insya Allah terkabul.
BalasHapusHhah,,sedikit lucu, kebetulan banget ya sama-sama posting tentang ayah dan kebetulan juga posting dihari yang sama. Wah-wah,,begini-nih nasib para anak yatim, disaat mau memperingati hari ibu, malah teringat akan alm. ayahnya.
BalasHapusBerarti beda 1 tahun ya, kalau ayah saya wafatnya tiga tahun yg lalu. Sama nih, masih ada janji yg belum says tepati ke alm. ayah. Tpi sedang proses menuju penepatan janji itu sih ^^ doakan berhasil ya,,dan saya jg mendoakan mas edwin bisa menjadi ayah panutan buat putrinya sbgaimana ayah mas edwin dahulu..
mas, aku punya award untukmu, silakan ambil ya :) Tq b4
BalasHapusPasti Bapaknya mas Edwin diAtas bangga punya anak kaya mas ^_^
BalasHapusAku juga ikut berdoa mas semoga Beliau sudah berada tenang diSurga
semoga almarhum dilapangkan kuburnya
BalasHapusselalulah berdoa untuknya
Tetap tabah, tetap sehat, tetap semangat supaya kita bisa tetap jalan jalan dan makan makan. Hehehe
BalasHapusSemangat ya OM. Tinggalkan cerita lama dan buat cerita baru yang lebih indah.
Kenangan yang penuh kerinduan dari seorang anak akan sosok ayahnya...
BalasHapusJadi teringat ayahku nih... kangen jadinya...
jadi kangen sama ayh blue yg telah tiada
BalasHapussalam hangat selalu
hai.. link kamu sudah kupasang di blog aku.. link balik ya.. thanks..
BalasHapuskenangan bersama ayah pasti tak bisa terlupakan. sosok yg kita banggakan. saya tlah kehilangan bunda untuk tu saat ini saya ingin banyak meluangkan waktu sebisa mungkin bersama papa walaupun ada mama.
BalasHapuskita do'akan saya mereka mas, hanya itu yg bisa kita lakukan karena mereka tlah tiada.
by kayu jabon
BalasHapusMantab bang .. di tunggu kunjungan baliknya ya ,,, ;-)
turut brduka cita ya mas,
BalasHapusyg sbar dan twakal ya...
bapak q mana?
BalasHapusbapak ny siapa nih??
BalasHapussemoga aa beliau dimuliakan..
BalasHapusi miss bapak..
BalasHapusHello my loved one! I want to say that this article is awesome, nice written and include approximately all vital infos. I would like to look more posts like this.
BalasHapusYou have noted very interesting points ! ps nice web site .
BalasHapusWah..... jadi trenyuh baca artikelnya
BalasHapusI am delighted about the useful information that are in your reviews.I will likely bookmark your webpage and visit everyday. I reflect I will likely learn a ton from them!
BalasHapusmantep nih infonya..(klik)
BalasHapusterima kasih atas informasinya
BalasHapusthx for share ...
BalasHapusnice info ...
BalasHapus